Kamis, 05 Desember 2013

Foto : Shaggydog


Shaggydog sampaikan jangan tawuran antar pelajar selam tour di SMA di JAwa Tengah.

Penampilan di SMA 2 Kendal.

Bersama panitia dari SMA 2 Kendal.

Bersama para Doggies dan Honnies di SMA 2 Kendal.

Ramiannya penonton di SMA Skatrian 2 Semarang.

Penampilan di SMA Ksatrian 2 Semarang.

Bersama panitia SMA Ksatrian 2 Semarang.

Minggu, 08 September 2013

Jerinx ‘Superman is Dead’: Kita Harus Berani Bersuara Terhadap Segala Bentuk Perusakan Lingkungan!


Dedikasi Jerinx aka JRX_SID yang juga penggebuk Drum pada grup band “Superman Is Dead” dan vocalis di “Devildice” band terhadap persoalan lingkungan di Bali dan Indonesia sudah dikenal lama. Lelaki bernama lengkap I Gede Ari Astina ini gelisah akan tempat kelahirannya yang semakin terjajah oleh pengusaha yang serakah. Keasrian dan keindahan Bali dengan pepohonannya perlahan mulai tergantikan dengan beton-beton besar dan pembangunan hotel yang merusak lingkungan dan terancam krisis air.

Jerinx bahkan terlibat aktif dalam berbagai kampanye lingkungan untuk selamatkan Bali dari eksploitasi alam dan penjajahan ekologi yang berindikasi akan adanya korupsi. Mongabay Indonesia mencoba untuk mencari tahu berbagai sisi kegelisahannya terhadap lingkungan di Bali dan Indonesia. Berikut petikan wawancaranya :

Bli Jerinx by Tommy Apriando


Mongabay Indonesia : Apa yang membuat Jerinx mau terlibat aktif dalam isu Lingkungan?

Jerinx_SID : Saya lahir dan dibesarkan di Bali. Saya merasakan sekali perubahan lingkungan yang sangat drastis di Bali ini. Bali yang dulu asri, saat ini sudah terjajah dan tergantikan dengan beton-beton. Lihat saja pertumbuhan gedung-gedung baru di Bali, begitu radikal. Ini tidak terlepas dari budaya korupsi. Ini yang membuat saya akhirnya menyuarakan dan ikut berkampanye untuk selamatkan lingkungan di Bali. Penjajahan secara ekologi di Bali itu di lakukan karena adanya keserakahan penguasa dan pengusaha. Belum lagi, aparat/pemerintah mudah sekali memberikan izin pembangunan resort atau perhotelan. Mereka (penguasa) menggunakan kekuasaan mereka untuk mengeksploitasi alam hanya demi kepentingan mereka pribadi.

Padahal kalau kita lihat, kondisi resort, perhotelan disana sudah over capacity. Hingga saat ini masih terus dibangun juga, padahal sudah terlalu banyak bangunan dan hotel, sedangkan dampak besar nantinya Bali akan kehilangan sumber air. Selain itu, yang memotivasi saya untuk terlibat memerangi rusaknya lingkungan di Bali dan Indonesia, karena faktor utamanya tadi adalah korupsi. Korupsi membuat negara ini susah maju, masih banyak anak-anak kecil di Bali yang susah sekolah. Dana pendidikan yang seharusnya diberikan bagi mereka yang susah mengenyam pendidikan, hanya dinikmati oleh segelintir orang yang serakah.

Mongabay Indonesia : Lalu, Menurut Jerinx, apakah masyarakat Bali sudah sadar akan ancaman kerusakan lingkungan di Bali?

Jerinx_SID : Saya melihatnya belum ada kesadaran masyarakat di Bali akan ancaman kerusakan di Bali. Dari sesi edukasi terutama belum begitu baik. Masyarakat di Bali dari kecil dididik tidak begitu mementingkan dunia pendidikan, yang penting itu kita bisa survive, yang penting ada turis datang, ada hotel baru. Pendidikannya lebih kepada materilialistis. Dari kecil pemikiran ditanamkan bahwa yang penting pekerjaan, adanya hotel dan pembangunan. Jadi, standar kemajuan di Bali itu diukur dari banyaknya jumlah bangunan, bukan dilihat dari kekayaan hati atau kekayaan ilmu pengetahuan. Masyarakat Bali lebih dibentuk sebagai budak. Sehingga kalau ditawarkan orang untuk pembangun hotel, jawabnya iya. Ini agar adanya lapangan pekerjaan, iya.  Masyarakat Bali bahkan tidak sadar akan dampak panjangnya terhadap lingkungan, seperti kriris air di Bali itu sendiri.

Bli Jerinx by Tommy Apriando


Mongabay Indonesia : Kerusakan lingkungan di Bali saat ini, menurut Jerinx siapa yang salah dan harus bertanggung jawab ?

Jerinx_SID : Jelas pemerintah. Apabila pemerintah sadar dan menggunakan kekuasaan mereka pada lingkup yang tepat maka tidak akan terjadi kerusakan lingkungan. Seharusnya kekuasaan pemerintah itu dilakukan untuk mencerdaskan rakyat, bukan malah membodohi rakyat. Tapi yang terjadi pembodohan yang lebih banyak terjadi. Pemerintah lebih peduli kepada hal-hal besar seperti membangun jalan tol, yang merusak lingkungan.

Mongabay Indonesia : Bagaimana Jerinx melihat banyak satwa yang di eksploitasi di Bali, seperti lumba-lumba dan satwa lainnya?

Jerinx_SID : Miris sekali melihat kondisi ini. Sirkus atau atraksi dengan menggunakan apalagi mengekploitasi satwa sudah tidak relevan lagi untuk jaman sekarang. Kalau dulu mungkin iya, karena edukasi terhadap masyarakat kita masih kurang. Akan tetapi sekarang, sudah seharusnya masyarakat tahu dan sadar akan dibalik atraksi dan sirkus satwa ada kekerasan yang dialami satwa yang juga sesama makhluk hidup. Sehingga, pemerintah harusnya sadar dan tegas terhadap segala bentuk eksploitasi satwa. Pemerintah harus segera membuat regulasi yang melarang segala bentuk ekploitasi satwa di Indonesia. Buat saya, satwa itu seharusnya dilindungi bukan dieksploitasi.

Mongabay Indonesia : Bagaimana dengan kekerasan beberapa waktu lalu menimpa kawan-kawan aktivis lingkungan ?

Jerinx_SID :  untuk ini jelas, lawan terus dan lawan terus. Penting untuk digarisbawahi, untuk para pengecut-pengecut yang berada dibalik kasus-kasus pemukulan terhadap para aktivis lingkungan, ini membuktikan bahwa apa yang disuarakan aktivis lingkungan itu benar dan penguasa itu bersalah. Kenapa mereka memakai orang lain sebagai kepanjangan tangannya? itu berarti mereka sudah tahu kalau posisi mereka salah. Mereka tidak berjiwa satria dan orang-orang yang tidak berjiwa satria tidak layak menjadi pemimpin. Oleh karena itu, bagi saya lawan terus.

Mongabay Indonesia : Menurut Jerinx, apa saran untuk masyarakat dan Outsiders khususnya untuk menyelamatkan lingkungan di Bali dan Indonesia ?

Jerinx_SID :  Manfaatkanlah teknologi, khususnya internet. Sekarang internet sudah semakin murah. Cerdaskan diri kamu, cari informasi lewat internet segala macem sebanyak-banyaknya. Sekarang, kalau pemerintah sudah tidak bisa mencerdaskan dirimu kamu, maka kamu harus mencerdaskan diri kamu sendiri. Mari jaga juga lingkunganmu, jangan merusaknya tapi rawatlah, sebagai bagian dari kehidupanmu. Terkhusus untuk para Outsider, kalian harus terus berani melawan, terus mencerdaskan diri, berani bersuara akan segala bentuk penindasan dan perusakan lingkungan. Dan yang penting, perlawan itu bukan dijadikan perlawanan, tapi harus terus dilakukan sampai akhir hayat.

Bli Jerinx by Tommy Apriando


Mongabay Indonesia : Lalu, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk melestarikan lingkungan di Bali dan Indonesia ?

Jerinx_SID :  Kalau kamu jadi penguasa/pemerintah dan motivasi kamu adalah harta, maka selama itu pula kamu tidak akan menjadi penguasa yang baik. Tapi, jika kamu ingin menjadi penguasa yang baik dan menyelamatkan lingkungan di Bali dan Indonesia, maka jangan pernah harta menjadi motivasi. Pemerintah harus menjadikan kepentingan orang dan alam sebagai motivasi mereka menjadi pemimpin dan ketika kerja di pemerintahan. Karena dengan itu, maka kamu akan bisa memberikan perubahan untuk orang banyak/rakyat. Tapi kalau motivasinya harta, itu hanya memperkaya dirimu dan keluargamu saja.

Tulisan ini juga bisa dibaca di link http://www.mongabay.co.id/2013/02/22/jerinx-superman-is-dead-kita-harus-berani-bersuara-terhadap-segala-bentuk-perusakan-lingkungan/

Kamis, 05 September 2013

Foto : Kasus Lapindo, Menolak Lupa Janjimu….

Luapan lumpur Lapindo terus keluar. Ganti rugi yang tidak kunjung menuai kejelasan membuat para korban kembali melakukan aksi menduduki tanggul lumpur. Mereka terus menyuarakan dan menuntuk keadilan segara dilakukan oleh negara dan perusahaan. Kerusakan bahkan semakin meluas. Dampak terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan terus mengancam hingga kini.

Pemerintah dan perusahaan selama ini melakukan ganti rugi hanya berdasarkan kerugian materil yang didapat korban. Akan tetapi, kerugian secara ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan, kesejahteraan dan lainnya tidak tergantikan dan tak mampu diberikan kepada korban.

Foto-foto ini hanyalah sebuah refleksi bagaimana masifnya luapan lumpur telah mengubur banyak harapan dan cita-cita warga Porong yang menjadi korban. Hingga hari ini, belum ada keadilan dari negara secara tuntas, namun para korban dan masyarakat yang peduli tetap akan “Menolak Lupa” terhadap kasus umpur Lapindo.

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

By Tommy Apriando

Warga tolak PLTU Batang : Stop Investasi Jahat Jepang di proyek PLTU Batang



Senin 22 Juli 2013 kemarin sekitar 150 orang perwakilan warga Batang yang tergabung dalam Paguyuban Rakyat Batang Berjuang Untuk Konservasi  dan didukung oleh aktivis Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), LBH Semarang dan Greenpeace melakukan aksi protes di depan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta untuk menyampaikan penolakan mereka terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Batang. Dalam kesempatan ini warga menyerahkan surat penolakan mereka  terhadap pembangunan PLTU Batubara Batang kepada Duta Besar Jepang untuk Indonesia.
 
Aksi para perempuan di Batang. Laham mereka bertani terancam hilang karena pembangunan PLTU terbesar di Asia. byTommy Apriando
 

Berdasarkan rilis yang dikirim oleh LBH Semarang kepada Mongabay Indonesia, aksi protes yang dilakukan warga Batang di depan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta ini merupakan respon atas pertemuan  Wakil Menteri Senior Kabinet Jepang Yasutosho Nishimura dengan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Hatta Rajasa terkait kelanjutan rencana pembangunan PLTU Batubara Batang, dalam pertemuan tersebut Yasutosho Nishimura mendesak Hatta Rajasa untuk segera menyelesaikan masalah pembebasan tanah warga  agar pembangunan PLTU Batang bisa segera direalisasikan.

Pemerintah menunjuk PT. Bhimasena Power Indonesia-- konsorsium yang terdiri dari tiga perusahaan :  satu perusahaan nasional, Adaro Power,  dan dua perusahaan Jepang yaitu, J-Power, dan Itochu—sebagai pihak yang akan membangun PLTU Batubara berkapasitas 2000 megawatt di pesisir Ujunggnegoro-Roban,  Kabupaten Batang, Jawa Tengah. PLTU Batubara ini diklaim akan menjadi PLTU yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Kasmir warga Karanggeneng mengatakan, kami akan terus menolak keras rencana pembangunan PLTU Batubara Batang di desa kami. Kami juga mendesak pemerintah Jepang untuk  membatalkan investasi  di PLTU Batang. “Karena investasi mereka  telah merampas tanah kami, menghancurkan mata pencaharian kami, dan akan menyebabkan masa depan anak-cucu kami suram tanpa harapan,” kata Kasmir.

Adapaun lima desa di Batang akan terkena imbas dari proyek ini, antara lain; Desa Karanggeneng, Roban, Ujungnegoro, Wonokerso, dan Ponowareng. Proyek raksasa ini akan melahap lahan seluas 200 hingga 500 hektar, memangsa lahan pertanian produktif, sawah beririgasi teknis seluas 124,5 hektar dan puluhan ribu pohon melati  hasil budidaya warga , serta sawah tadah hujan seluas 152 hektar, dan yang paling mengejutkan adalah PLTU ini akan dibangun di Kawasan Konservasi Laut Daerah Ujungnegoro-Roban, yang merupakan  kawasan kaya ikan dan terumbu karang, kawasan yang menjadi wilayah tangkapan ikan nelayan dari berbagai wilayah di Pantai Utara Jawa.

Penyataan penolakan juga disampaikan M. Ali Tafrihan, warga Karanggeneng, yang sebelumnya sempat di kriminalisasi karena menolak pembangunan PLTU Batang. Rihan mengatakan, belasan ribu nelayan akan kehilangan mata pencahariannya jika pemerintah Jepang bersikeras melanjutkan investasinya di PLTU Batang, investasi Jepang di PLTU Batang ini merupakan investasi pada proyek jahat, karena  sejak awal proyek jahat ini sudah memakan  banyak korban, mulai dari korban pelanggaran HAM, korban penggusuran lahan , dan potensi  menjadi korban  perampasan tanah” Kata M. Ali Tafrihan, Warga Desa Roban.  “Saya adalah korban pelanggaran HAM dari investasi jahat ini, saya di penjara selama hampir 6 bulan karena menolak proyek jahat ini dan dalam pengadilan saya terbukti sama sekali tidak bersalah,” kata M. Ali Tafrihan.

Ridwan Bakar dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia mengatakan, pemerintah Jepang harus membatalkan investasi mereka dalam pembangunan PLTU Batang, karena investasi mereka telah terbukti menimbulkan banyak permasalahan di tengah masyarakat, mulai dari pelanggaran HAM, penggusurah lahan, dan kriminalisasi terhadap warga. “Investasi Jepang untuk  PLTU Batang berpotensi akan memiskinkan warga sekitar,  pemerintah Jepang tidak punya pilihan lain, selain hengkang dari proyek jahat ini,” tegas Ridwan Bakar..

Selain itu, Wahyu Nandang Herawan dari LBH Semarang menambahkan,  jika Pemerintah Indonesia tuli terhadap suara masyarakatnya, dan buta terhadap penderitaan warganya, maka Pemerintah Jepang yang harus lebih bijak dalam mengambil keputusan. “Bersikeras melanjutkan rencana investasi pada  proyek jahat ini berarti menutup mata dan telinga terhadap suara masyarakat yang mempertahankan mata pencaharian dan penghidupan mereka,” kata Wahyu Nandang Herawan, Aktivis LBH Semarang.

Arif Fiyanto dari Greenpeace Indonesia juga menambahkan,, Hatta Rajasa sebagai salah satu kandidat presiden di Pemilu 2014, harus mau mendengarkan aspirasi warganya, bersikeras melanjutkan rencana pembangunan PLTU Batang ditengah besarnya penolakan warga berarti tidak peduli terhadap suara rakyat. “Rakyat tentu tidak akan memilih kandidat presiden yang tidak peduli terhadap nasib mereka,” tambah Arif Fiyanto, dari Greenpeace Indonesia.
 

 

Rabu, 17 Agustus 2011

Info buat para penikmat Teather dan Wayang

Info buat para penikmat Teather dan Wayang. Ayo saksikan bersama acara ini.



Gratis Pertunjukan musik teater dan tari 'Histoire Du Soldat'   
19 Agustus 2011 pukul 20.00 (1st show)   
20 Agustus 2011 pukul 20.00 ( 2nd show)
  dengan pertunjukan wayang 'Si Bulbul' oleh Slamet Gundono
di Erasmus Huis Jakarta